- Finansial/keuangan adalah ukuran umum untuk menilai kesuksesan. Orang dikatakan sukses harus menghasilkan uang yang banyak untuk mencukupi seluruh kebutuhan hidup keluarganya yang setiap hari semakin besar. Namun sukses materi saja tidaklah cukup, dibutuhkan kesuksesan di aspek lainnya
- Keluarga, sulit diterima jika seseorang sukses materi namun keluarganya berantakan. Boleh saja seseorang memiliki 10 perusahaan, tetapi bercerai dengan istri/ suami. Mungkin karena terlalu sibuk kerja/bisnis, sehingga tidak ada lagi waktu untuk keluarga. Orang sukses juga harus memiliki waktu yang cukup untuk membangun keluarga yang harmonis
- Sosial, sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan pergaulan/interaksi dengan manusia lainnya. Kehidupan sosial menjadi penyeimbang untuk menciptakan kehidupan yang sempurna. Sukses yang hakiki adalah sukses dimana bukan sekedar bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga namun sukses yang sejati adalah berguna /bermanfaat bagi banyak orang
- Kesehatan, karena kesuksesan materi, keluarga maupun sosial menjadi tidak berarti jika tubuh tergolek sakit di pembaringan. Jadi kita harus pandai mengatur waktu dan uang untuk menjaga kesehatan.
- Spiritual /rohani, tiada artinya sebuah kesuksesan jika sisi rohani diabaikan karena semakin tinggi kesuksesan seseorang semakin besar godaan. Sesibuk apapun dalam bekerja/menjalankan bisnis, jangan sampai melupakan ibadah sehingga kelimpahan materi tidak meruntuhkan mentalnya. Inilah puncak dari kesuksesan. Finansial sebagai aspek pertama yang menjadi orientasi setiap orang dan cenderung menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang. Kesuksesan yang diperjuangkan tersebut akan dipersembahkan bagi keluarga. Kesuksesan keuangan dan sukses membangun keluarga yang harmonis secara otomatis akan menaikkan status sosial seseorang. Setiap orang rela menghabiskan waktu lebih banyak dan berinvestasi besar demi kemakmuran keuangannya. Setiap harinya seseorang akan bekerja lebih dari 8 jam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Terkadang keadaan ini mengarahkan kita lupa akan satu aspek penting lainnya, yaitu Kesehatan.
Bicara tentang merawat kesehatan, ada 6 faktor pendukung kesehatan yang sering terlupakan :
- Suasana hati dan pikiran (hormon kortisol pemicu stress akan berubah jadi racun bagi tubuh)
- Istirahat yang cukup (minimal 6 jam /hari, istirahat terbaik pukul 23.00-05.00 WIB, jangan bergadang karena pukul 23.00-03.00 WIB adalah waktu tubuh merevitalisasi sel-sel tubuh)
- Pola makan yang sehat dan seimbang (padat gizi bukan adat isi)
- Olah raga teratur (3x seminggu, rata-rata 60 menit tiap kali olah raga; 30 menit pertama membakar kalori/karbohidrat, 30 menit berikutnya membakar lemak)
- Gaya hidup sehat (hindari alkohol, rokok, narkoba, dan lain-lain yang bersifat memasukkan racun kedalam tubuh)
- Lancarnya sistem metabolisme tubuh (sistem pencernaan, sistem peredaraan darah, sistem pernapasan, dll).
- Hanya 5% saja penduduk yang benar-benar sehat (±350 juta di dunia, dan ±12,5jt orang di Indonesia), mereka benar-benar mengerti cara merawat kesehatan.
- Ada 75% penduduk yang sehat bermasalah (±5,25 Milyar di dunia, dan 187,5 juta orang di Indonesia), mereka adalah yang tidak punya waktu dan kurang mengerti merawat kesehatan
- Ada 20% penduduk, yang sakit (±1,4 Milyar di dunia, dan ±50 juta orang di Indonesia), mereka adalah orang yang gagal merawat kesehatannya, entah karena tidak punya waktu ataupun tidak mengerti cara merawat kesehatan. Untuk memudahkan kita mengenali apakah kita termasuk kategori sehat, sehat bermasalah ataupun sakit, berikut beberapa kriteria/gejala pada status sehat bermasalah :
|
|
- Racun yang berasal dari dalam tubuh (berasal dari : sel yang mati, sampah metabolisme, seperti asam urat, kolesterol, dll)
- Racun yang berasal dari luar tubuh (masuk lewat pencernaan, pernafasan ataupun kulit. Berasal dari makanan, minuman, udara, air, parasit, lingkungan, stress maupun radiasi handphone)
- Rendahnya kemampuan tubuh untuk mengeluarkan racun "detoksifikasi". Hal ini dikarenakan kerusakan sistem metabolisme tubuh akibat penumpukan racun
- Kerusakan Organ maupun Sistem Tubuh. Hal ini dipengaruhi racun yang terakumulasi /menumpuk kemudian menyebabkan kerusakan sel - jaringan - organ - sistem tubuh
- Imunitas yang rendah. Hal ini dipengaruhi sulitnya memperoleh makanan sehat yang berkualitas seperti zaman dulu yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh maupun terbentuknya sel NK (Natural Killer).
- Sulitnya mendapatkan asupan gizi yang seimbang dari makanan sehari-hari (nilai gizi tiap makanan tahun 2000-an sdh sangat merosot sampai sampai 80% lebih buruk daripada tahun 1950-an, hal ini dikarenakan teknologi pertanian yang menghendaki kuantitas dibanding kualitas dan panjangnya proses dan pengelolahan bahan baku menjadi bahan siap untuk dikonsumsi, adanya tindakan pengawetan dll)
- Sedikitnya waktu tiap orang untuk merawat kesehatan
- Minimnya wawasan/pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan tidak tersedianya media/tempat maupun tenaga ahli/konsultan untuk konsultasi kesehatan di masyarakat, sehingga masyarakat tidak bisa mengontrol kesehatan pribadi maupun keluarga. Hal ini menjadikan masyarakat berpikir “kalau sakit ya.. ke dokter”, padahal kita semua tahu “Mencegah lebih baik daripada mengobati, dan mengobati lebih mahal dari mencegah” dan masalah lainnya.